Penilaian dalam bentuk Pendidikan Kewarganegaraan SD



MAKALAH PKn SD/MI
Penilaian dalam Pendidikan
Kewarganegaraan SD


ANGGOTA KELOMPOK :
BAMBANG EFENDI
AIDII2069
RISCA HERMAWATI
A1D112085
NURENI
A1D112075
AHMAD HAWARINZA
A1D109204




PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI



KATA PENGANTAR

             Dengan mengucap puja dan puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan kita keselamatan dan kebahagian lahir dan bathin, yang mana kami telah dapat menyampaikan uraian materi kami tentang Konsep-konsep pembelajaran seperti Keterampilan dasar dalam mengajar ;keterampilan bertanya, menjelaskan, memberi penguatan dan cara-cara mengelola kelas yang baik.
             Di dalam makalah kami ini mungkin ada kekurangan dalam bentuk isi dan materinya karena kami juga sebagai manusia pasti ada kekurangan dalam diri kami, maupun saya sebagai penulis makalah yang saya ini bila ada kekurangan mohon dengan serendah-rendahnya dan bisa memaklumi nya.
              Rampungnya penyusunan makalah ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.















DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................         i
KATA PENGANTAR.................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN
a.     Latar Belakang.............................................................
b.    Rumusan Masalah.......................................................
c.     Tujuan Masalah...........................................................
BAB II PEMBAHASAN
a.     Konsep dan Prinsip Penilaian PKn SD/MI..............          
b.    Berbagai Alat Penilaian dalam PKn SD/MI.............          
c.     Model – model Alat Penilaian PKn SD/MI.............
d.    Penggunaan Model Alat Penilaian PKn SD/MI Berbasis Portofolio 
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN...............................................................          






















BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Pembaharuan, dan inovasi dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) serta keterkaitan dan aplikasinya menjadi sebuah pembelajaran yang kreatif, produktif yang bersifat kooperatif dan kolaboratif, memnuntut konsep pembelajaran terpadu melalui pengkajian dan pelatihan yang berwawasan demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu bidang kajian (Undang-Undang Sistem Pendidikan No 20 Tahun 2003) dan program studi, yang fungsi dan perannya, antara lain sebagai pendidikan hukum, pendidikan politik dan pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaran sebagaimana diketahui sejak diberlakukan melalui kurikulum sekolah tahun 1975 adalah Mata pelajaran yang berdiri sendiri yang tujuan umumnya adalah membentuk warga Negara yang baik. Kemudian, dalam perkembangannya menjadi bidang studi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang lebih menekankan pada penanaman nilai-nilai moral Pancasila yang selama ini telah dikenal lewat Pedoman Penghayatan dan Pengamatan Pancasila (P4) dan BP7 untuk masyarakat. Perubahan orientasi tidak hanya sampai di situ sebab nama mata pelajaran PMP tersebut berubah lagi menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) didasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang isinya didominasi oleh materi P4 tersebut di atas dan melalui Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, nama PPKn diubah lagi menjadi Pendidikan Kewarganegaraan  (PKn).
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Konsep dan Prinsip Penilaian PKn SD/MI?
2.      Apa saja Alat Penilaian dalam PKn SD/MI?
3.      Bagaimana Model-model alat Penilaian PKn SD/MI?
4.      Bagaimana Penggunaan Model Alat Penilaian PKn SD/MI Berbasis Portofolio?
C.     Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui Konsep dan Prinsip Penilaian PKn SD/MI.
2.      Untuk mengetahui Alat Penilaian dalam PKn SD/MI.
3.      Untuk mengetahui Model-model alat Penilaian PKn SD/MI.
4.      Untuk mengetahui Penggunaan Model Alat Penilaian PKn SD/MI Berbasis Portofolio.

BAB II
PEMBAHASAN



A.    Konsep dan Prinsip Penilaian PKn SD/MI

            Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu bidang kajian (Undang-Undang Sistem Pendidikan No 20 Tahun 2003) dan program studi, yang fungsi dan perannya, antara lain sebagai pendidikan hukum, pendidikan politik dan pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaran sebagaimana diketahui sejak diberlakukan melalui kurikulum sekolah tahun 1975 adalah Mata pelajaran yang berdiri sendiri yang tujuan umumnya adalah membentuk warga Negara yang baik. Kemudian, dalam perkembangannya menjadi bidang studi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang lebih menekankan pada penanaman nilai-nilai moral Pancasila yang selama ini telah dikenal lewat Pedoman Penghayatan dan Pengamatan Pancasila (P4) dan BP7 untuk masyarakat. Perubahan orientasi tidak hanya sampai di situ sebab nama mata pelajaran PMP tersebut berubah lagi menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) didasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang isinya didominasi oleh materi P4 tersebut di atas dan melalui Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, nama PPKn diubah lagi menjadi Pendidikan Kewarganegaraan  (PKn).
Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan profesional guru maka, diharapkan guru dapat memilih strategi/metode mengajar yang sesuai dengan kejelasan tuntutan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan oleh siswa sehingga memungkinkan guru dapat melakukan penilaian tentang apakah sebuah kompetensi yang diperlukan benar-benar telah dimiliki siswa atau belum, melalui standar- standar penilaian kompetensi yang bersifat continuous comprehensive evaluation in the classroom yang telah ditetapkan.
Penilaian mempunyai kedudukan yang strategis untuk mengetahui sampai sejauh mana seseorang mencapai kompetensi dan indikator yang diharapkannya. Peserta didik ingin mengetahui sampai sejauh mana tingkat penguasaan hasil belajarnya. Pendidik berkehendak mengetahui apakah peserta didiknya telah mengusai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, orangtua ingin mengetahui sampai sejauh mana anaknya mengalami kemajuan sebagai hasil proses pembelajaran, begitu juga masyarakat ingin mengetahui sampai sejauh mana tingkat prestasi belajar siswa secara umum, sehingga dapat menyimpulkan kualitas pendidikan yang ada.
Dalam dunia pendidikan, penilaian merupakan suatu kegiatan yang amat strategis. Hal ini dikarenakan penilaian akan menentukan nasib bangsa dan anak didik kita. Prosedur dan pelaksanaan penilaian yang dilakukan dengan tidak mengindahkan norma-norma akan berakibat fatal bagi nasib anak didik kita. Penilaian pada hakikatnya merupakan proses pengambilan keputusan terhadap keberhasilan anak didik, apakah anak didik dapat dinyatakan berhasil atau gagal dalam menguasai suatu keterampilan tertentu.
B.     Alat Penilaian dalam PKn SD/MI
Penilaian merupakan bagian yang integral dalam keseluruhan proses belajar mengajar, ia merupakan subsistemnya. Penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses dan hasil pembelajaran, bukan hanya sebagai cara untuk menilai keberhasilan belajar siswa. Sebagai subsistem dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan penilaian harus mampu memberikan informasi yang membantu guru meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu siswa mencapai perkembangan pendidikannya secara optimal. Hal ini membawa implikasi bahwa kegiatan penilaian harus dipandang dan digunakan sebagai cara atau teknik pendidikan, bukan hanya sebagai cara untuk menilai keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Oleh karena itu, penilaian harus direncanakan sedini mungkin bersama-sama dengan perencanaan pembelajaran secara keseluruhan.
Pada pelakasanaannya, informasi yang akan dijadikan dasar untuk menentukan nilai dapat diperoleh melalui berbagai cara sesuai dengan tujuan dari penilaian itu sendiri. Secara umum, cara-cara mengumpulkan data yang dianggap sahih adalah melalui teknik bukan tes. Teknik tes bisa berupa tes tulisan, tes lisan, atau tes perbuatan. Adapun teknik bukan tes bisa berupa wawancara, pengamatan, studi kasus,  atau inventori. Melalui teknik-teknik tersebut dikumpulkan data sebanyak mungkin agar informasi yang diperoleh cukup komprehensif menggambarkan keberadaan subjek yang dinilai sehingga kita cukup beralasan menentukan nilai tentang subjek yang bersangkutan berdasarkan criteria yang telah kita tetapkan.
Secara terperinci tujuan penilaian kelas adalah untuk memberikan (1) informasi tentang kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukannya; (2) informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih lanjut, baik terhadap masing-masing siswa maupun terhadap siswa seluruh kelas; (3) informasi yang dapat digunakan oelh guru dan siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, menetapkan tingkat kesulitan/kemudahan untuk melaksanakan kegiatan remedial, pendalaman atau pengayaan; (4) motivasi belajar siswa dengan cara memberikan informasi tentang kemajuannya dan merangsangnya untuk melakukan usaha pemantapan atau perbaikan; (5) informasi semua aspek kemajuan setiap siswa dan pada gilirannya guru dapat membantu pertumbuhannya secara efektif untuk menjadi anggota masyarakat dan pribadi yang utuh; (6) bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan keterampilan, minat, dan kemampuannya.
Oval: PENILAIANN

                                   













Sumber: Puskur Balitbang, (2002).
Gambar
Ikhtisar Teknik Pengumpulan Informasi
Pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan guru PKn sebelum melaksanakan penilaian di kelas, adalah aspek kemampuan yang akan di penilaian, apakah berkaitan dengan pengetahuan, sikap atau keterampilan; sifat dari bahan ajar yang akan di penilaiankan kepada siswa; besar kecilnya kelompok yang akan diuji; frekuensi penggunaaan alat penilaian dan kesempatan guru untuk mengoreksi hasil penilaian.




C.     Model-model alat Penilaian PKn SD/MI
Dalam mengembangkan berbagai alat penilaian dalam mata pelajaran PKn berbasis kompetensi ada sejumlah langkah yang harus dicermati oleh para pengembang soal. Langkah-langkah tersebut, meliputi berikut ini.
1.      Menyusun spesifikasi tes
a.       Menentukan kompetensi dasar yang akan diukur.
b.      Menyusun kisi-kisi tes (format berisi tentanng: Kompetensi Dasar; Materi Pembelajaran; Indikator dan Pengujian yang berisi jenis tagihan, bentuk soal, dan contoh soal).
2.      Menulis soal tes (mengacu pada kisi-kisi dan sesuai indikator dan bentuk tes).
3.      Menelaah soal tes (dilakukan oleh teman sejawat, yang meliputi materi     konstruksi dan bahasa).
4.      Melakukan uji coba tes.
5.      Menganalisis butir soal.
6.      Memperbaiki soal tes.
7.      Merakit soal.
8.      Melaksanakan tes.
9.      Menganalisis hasil tes.
Untuk memudahkan pengembangan soal-soal PKn berdasarkan kompetensi yang telah digariskan dalam kurikulum 2006 di bawah ini disajikan daftar kata kerja operasional. Standar Kompetensi menjadi indikator; Kompetensi Dasar menjadi materi Pokok dan submateri pokok; Indikator menjadi soal dan format pengembangan soal-soal.
Bentuk dan jenis penilaian dalam mata pelajaran PKn, yaitu sebagai berikut:
1.      Pokok soal yang merupakan permasalahan yang akan ditanyakan kepada siswa harus dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak membingungkan siswa.
2.      Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya merupakan pernyataan yang diperlukan saja,bjadi jangan bertele-tele.
3.      Umtuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
4.      Pada pokok soal sedapat mungkin dicegah perumusan pernyataan yang bersifat negatif.
5.      Alternatif jawaban sebaiknya logis dan pengecoh harus berfungsi (menarik).
6.      Diusahakan agar tidak ada petunjuk untuk jawaban yang benar.
7.      Diusahan untuk mencegah penggunaan option yng terakhir berbunyi “semua jawaban di atas benar” atau “ Semua jawaban di atas salah”.
8.      Diusahakan agar alternatif jawaban homogen, baik dari segi isi/materi maupun panjang pendeknya pernyataan.
9.      Apabila alternatif jawaban berbentuk angka, susunlah secara berurutan mulai angka yang terkecil diatas dan yang terbesar di bawah.
10.  Di dalam pkok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bersifat tidak tentu, seperti Kebanyakan, sering kali, kadang-kadang, pada umumnya.
11.  Diusahakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung dari jawaban butir soal yang lain.
12.  Dalam merakit soal diusahakan agar jawaban yang benar, kunci jawaban letaknya menyebar di antara A, B, C. dan D.
Untuk mengetahui bagaimana respons atau pendapat siswa terhadap suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi atau pokok bahasan/sub-pokok bahasan yang diajarkan dapat igunakan alat penilaian non-tes dalam bentuk daftar cocok atau cek list. Daftar cocok adalah suatu daftar yang berisi pernyataan-pernyataan tentang suatu permasalahan yang berkaitan dengan pokok bahasan/sub-pokok bahasan yang disampaikan pada siswa. Pernyataan-pernyataan ini hendaknya bersifat singkat, tapi jelas. Alat ini dapat digunakan untuk kepentingan individu guru, siswa atau kelompok.
Dalam interviu ini dikenal dengan dua cara yaitu secara langsung dan tak langsung. Interviu langsung adalah wawancara yng dilakukan dengan sumber utama atau siswa yang diselidiki untuk menggali data tentang dirinya. Jika pertanyaan diajukan kepada siswa lain dan diminta untuk memberikan informasi tentang seorang siswa maka interviu tersebut dikatakan sebagai interviu tidak langsung.
Wayan Wida (1984: 18) mengemukakan pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan jenis alat penilaian , yaitu sebagai berikut.
1. Aspek kemampuan yang akan dinilai, seperti kognitif, afektif, dan psikomotor
2. sifat bahan yang akan kita sajikan.
3. besar kecilnya kelompok yang akan diuji.
4. frekuesi penggunaan alat penilaian.
5. kesempatan guru untuk koreksi.
D.    Penggunaan Model Alat Penilaian PKn SD/MI Berbasis Portofolio
Pembaharuan, dan inovasi dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) serta keterkaitan dan aplikasinya menjadi sebuah pembelajaran yang kreatif, produktif yang bersifat kooperatif dan kolaboratif, memnuntut konsep pembelajaran terpadu melalui pengkajian dan pelatihan yang berwawasan demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Portofolio, berasal dari bahasa inggris portfolio, berarti kumpulan hasil karya siswa yang menyajikan kemajuan, pencapaian dan prestasi masing-masing siswa yang mencakup: partisipasi siswa dalam memilih muatan portofolio, kriteria selsksi, kriteria penilaian, dan fakta-fakta yang menggambarkan diri siswa.
Azis Wahab (1999:2) mendefinisikan portfolio penilaaian “Sebagai sebuah laporn tentang proses belajar siswa; sebuah kumpulan hasil kerja siswa yang menunjukkan kepada siswa atau orang lain tentang hasil kerja siswa yang telah dicapai dalam satu atau lebih bidang”.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan, bahwa portofolio dalam fungsinya sebagai alat penilaian mempunyai kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahannya dapat dipaparkan sebagai berikut.
1.      Kelebihan
a.       Memugkinkan pendidik mengakses kemampuan peserta didik unutk membuat, menulis, menghasilkan berbagai tipe tugas akademik.
b.      Memungkinkan pendidik menilai keterampiln/kecakapan peserta didik.
c.       Mendorong kolaborasi antara peserta didik dengan pendidik, antara peserta didik dengan peserta didik lainnya.
d.      Memugkinkan pendidik meng intervensi proses dan menentukan di mana pendidik tersebut perlu membantu.
e.       Mampu merefleksikan perubahan penting dalam proses kemampuan intelektual siswa dari waktu ke wktu.
f.       Menunjukkan prestasi akademik dan memotret kompetensi siswa.

2.      Kelemahan
a.       Memerlukan waktu relatif lama.
b.      Pendidik harus tekun, sabar, dan terampil.
c.       Tidak ada kriteria yang standar.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara seksama untuk mengumpulkan berbagai data sebagai bahan informasi bagi guru dalam pengambilan keputusan tentang diri siswa yang bersangkutan.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak selalu dapat diukur hanya dengan menggunakan teknik penilaian berupa tes. Hal ini dikarenakan potensi yang dimiliki siswa meliputi potensi kognitif, afektif, dan psikomotor, yang ketiganya dalam kenyataannya saling berinteradiasi satu sama lain. Konsekuensinya pelaksanaan penilaian dalam mata pelajaran PKn harus dilakukan dengan menggunakan asas multisistem. Dengan demikian, informasi yang diperoleh, terutama yang berkaitan dengan perkembangan siswa tersebut dapat terkumpul secara lengkap, dan ini akan memudahkan guru dalam mengambil keputusan.
Dalam mengembangkan berbagai alat penilaian dalam mata pelajaran PKn berbasis kompetensi ada sejumlah langkah yang harus dicermati oleh para pengembang soal yaitu bentuk dan jenis penilaian non-tes dalam penerapannya di kelas amat bergantung pada kaakter materi pokok bahasan/sub-pokok bahasan yang akan diajarkan. Jadi, tidak setiap materi dapat menggunakan alat penilaian non-tes. Oleh karena itu kecermatan dan ketelitian guru untuk mengembangkan bentuk penilaian non-tes yang tepat sangat diperlukan.
Perbedaam Tes dan Portofolio
No.
Tes
Portofolio
1.



2.




3.


4.

5.


6.



7.

Menilai siswa berdasarkan sejumlah tugas yang terbatas


Yang menilai hanya guru berdasarkan masukan yang terbatas



Menilai semu siswa dengan menggunakan satu kriteria

Proses penilaian tidak kolaboratif

Penilaian diri oleh siswa bukan merupakan sesuatu tujuan

Yang dijadikan tujuan hanya pencapaian (produk)


Terpisah antara kegiatan pembelajaran, testing, dan pengajaran
Menilai siswa berdasarkan seluruh tugas dan hasil kerja yang berkaitan dengan kinerja yang dinilai

Siswa turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas dan perkembangan yang berlangsung selam proses pembelajaran

Menilai setiap siswa berdasarkan pencapaian masing-masing

Proses penilaian kolaboratif

Siswa menilai dirinya sendiri menjadi suatu tujuan

Ya dijadikan perhatian meliputi proses dalam bentuk usaha, kemajuan, dan pencapaian

Terkait erat kegiatan penilaian, pengajaran, dan pembelajaran













Comments

Popular posts from this blog

Pendekatan Otoriter, Intimidasi dan permisiif