Dunia Psikologi Perkembangan peserta didik

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
“Kecerdasan atau inteligen”

unja.png                                                                           

Penyusun     
Nama: Teguh Gunawan
  Nim  : A1D112072
Dosen
Prof.Dr.Hj.Emosda,M.pd,Kons


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS JAMBI



KATA  PENGANTAR

                        
 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW.
 Adapun materi makalah tentang psikologi yang berjudul “Permasalahan peserta didik dalam Film 3 Idiot”. Makalah ini kami susun agar mempermudah dan menambah pengetahuan kita tentang makna Permasalahan peserta didik dalam psikologi. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi dalam pembuatan makalah ini, sehingga dapat berjalan dan terselesaikan dengan baik.
         Melalui makalah ini, semoga penulis dan pembaca dapat memetik manfaat yang tersirat maupun yang tersurat sehingga menjadi generasi yang paham dalam mengetahui teori-teori belajar dalampsikologi.


                                              
Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari seringkalikita mendengar orang berbicara mengenai intelegensi sebagai faktor yang menentukanberhasil tidaknya siswa di sekolah. Pengetahuan mengenai kemampuan intelektualatau intelegensi siswa akan membantu pengajar menenetukan apakah siswa mampumengikuti pelajaran yang diberikan serta meramalkan keberhasilan atau gagalnyasiswa yang berangkutan bila telah mengikuti pengajaran yang diberikan. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa prestasi siswa tidak semata-mata ditentukan olehtingkatan kemampuan intelektualnya.
Dalam dunia pendidikan dan pengajaranmasalah intelegensi merupakan salah satu masalah pokok, karenanya tidakmengherankan kalau masalah tersebut banyak dikupas orang baik secara khususmaupun secara sambil lalu dalam pertautan dengan perkupasan yang lain. Tentangperanan intelegensi didalam proses pendidikan ada yang menganggap demikianpentingnya sehingga di pandang menentukan dalam berhasil atau tidaknyaseseorang dalam hal belajar, sedang pada sisi lain ada juga yang menganggapbahwa intelegensi merupakan tidak lebih mempengaruhi soal tersebut.
Adapun pembahasan mengenai intelegensiitu secara tekhis pada pokoknya dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitupembahasan mengenai sifat  hakikatintelegensi dan pembahasan mengenai penyelidkan intelegensi itu sendiri. Halpertama merupakan teoritis konsepsional, sedang yang kedua lebih kepada tekhnismetodologis.
Oleh karena itu, dalam makalah inipenyusun mencoba memaparkan beberapa hal yang terkait dengan intelegensi itusendiri.




1.2 Rumusan Masalah
·        Apa yang di maksud dengan inteligensi?
·        Apa faktor yang mempengaruhi kecerdasan?
·        Bagaimana cara mengukur keceerdasan seseorang?
1.3 Tujuan Penulisan
·        agar para pembaca dapat memahami apa yang di maksud dengan inteligen atau kecerdasan dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

            Pengertian kecerdasan menurut para ahli?
Intelegensi berasaldari kata latin “intelligece” yang berarti mengorganisasikan, menghubungkanatau menyatukan satu dengan yang lain. (to organize, to relate, to bindtogether). (Prof. Dr. Bimo Wagito, 2004). Jadi intelegensi adalah kemampuanyang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seorang berbuat sesuatu dengan caratertentu. (Abdul Rahman Shaleh, 2009). Istilah intelegensi kadang-kadang ataujustru sering memberikan pengertian yang salah, yang memandang intelegensisebagai kemampuan yang mengandung kemampuan tunggal. Padahal menurut para ahliintelegensi mengandung bermacam-macam kemampuan.
            Para ahli mula-mula membahas masalah tersebut, yaitusidat hakikat inteligensi, memakai metode filsafat, yaitu menyusun defenisimengenai inteligensi itu atas dasar pemikiran spekulatif-logis
·        Menurut Piaget”secara progresif di katakan bahwa inteligensi membentuk keadaan ekuilibrium,kearah mana semua adaptasi sifat-sifat sensorimotor, kognitif dan jugainteraksi-interaksi asimilasi serta akomodasi antara organisme dan lingkunganmengacu (Piaget, 1981).”
·        Hebbinghaus (1897) ”memberi definsiintelegensi sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi.”
·        Terman (1921) ”memberi definisiintelegensi sebagai kemampuan untuk berpikir abstrak.”
·        Thorndike ”memberi definisi sebagai halyang dapat dinilai dengan taraf ketidaklengkapan daripadakemungkinan-kemungkinan dalam perjuangan hidup individu.”
·        Disisi lain, ”dalam buku psikologipendidikan (Drs. Sumadi Suryabrata) mengemukakan intelegensi sebagai kesatuandaripada daya-daya jiwa formal, menurut konsep ini intelegensi adalah persatuandaripada daya-daya jiwa khusus, karena itu pengukuran mengenai intelegensidapat ditempuh dengan cara mengukur daya-daya jiwa khusus tersebut. Misalnyadaya mengamati, daya mereproduksi, dan daya berpikir serta lain sebagainya.”
·        Intelegensi juga dirumuskan sebagaitaraf umum daripada daya-daya jiwa khusus. Konsep ini timbul dari keyakinanbahwa apa yang diselidiki (ditest) dengan test intelegensi itu adalahintelegensi umum.

2.2    Macam-macam Intelegensi
1.      Intelegensi praktis (practicalintellegence)
Adalah nama lain untuk intelegensi motor – indera yang tumbuh dan berkembang seiringdengan perkembangan motor – indera (usia 0 – 2 tahun) dan merupakan dasar darisemua intelegensi yang berkembang kemudian. Dengan intelegensi praktis, seoranganak dapat belajar untuk berbuat sesuatu sekalipun ia belum mampu memikirkanperbuatan itu. Ia tahu bagaimana cara mengerjakan sesuatu akan tetapi ia tidakdapat memahami apa sebenarnya yang dikerjakan itu apalagi untuk mengerti akibatperbuatan tersebut.

2.      Intelegensi pra operasional(preoperational intellegence)
Anakmemasuki periode perkembangan praoperasi (usia 2 – 7 tahun). Ciri dari anakpada masa periode ini adalah :
·        Caraberpikir anak bersifat egosentris (egocentric) yaitu berupa pandangansempit dan mengacu pada diri sendiri serta tidak mampu melihat masalah darisudut pandang orang lain.
·        Cara berpikir kompleksif (compexivethinking) Yaitu berpikir tidak dengan jalan menyatukan beberapa pemikiranke dalam satu konsep yang berarti akan tetapi justru meloncat dari satu gagasanke gagasan yang lain.
·        Kecenderunganyang kuat dalam diri anak untuk menempatkan sifat-sifat manusia pada benda mati
·        Ketidakmampuananak untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut pengarahan dan koordinasipikiran, yang mana anak memerlukan petunjuk luar (external cues) yanglangsung dapat membimbing dan memantapkan perilakunya untuk dapat melaksanakantugas terten
3.     Intelegensi operasional (operational intellegence)
Disekitar usia 5 – 7 tahun anak mulai memahami apa yang disebut sebagai pada karakteristik-karakteristik nyata yang terjadi dalamsituasi-situasi nyata.

4.      Intelegensi operasionalformal (formal operational intellegence)
Perkembanganintelegensi ini diawal pada masa awal remaja. Dalam penyelesaian masalah anakmampu menyisihkan berbagai penyebab kejadian. Di tahap ini anak mulai mampumenyelesaikan masalah. Hal itu merupakan suatu kemampuan yang sangat pentingdalam mempelajari berbagai informasi yang harus diterimanya dari lingkungan.

2.3    Ciri-ciri Perbuatan Intelegensi
Suatu perbuatan dapat dianggap intelegen bila memenuhi beberapasyarat antara lain :
·               Masalahyang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru bagi yangbersangkutan
·               Misal: mengapa api jika ditutup dengan sehelai karung bisa padam? Ditanyakan kepadaanak yang baru bersekolah menjawab dengan betul maka jawaban itu intelegen,tetapi jika pertanyaan itu dijawab oleh anak yang baru saja mendapat pelajaranilmu alam tentang api, hak itu tidak dapat dikatakan intelegen.
·               Perbuatanintelegen, sifatnya serasi tujuan dan ekonomis
·               Untukmencapai tujuan yang hendak diselesaikannya, dicarinya jalan yang dapatmenghemat waktu maupun tenaga.
·               Misal: saudara kehilangan pulpen di suatu lapangan, bagaimana mencarinya?
·               Masalahyang dihadapi, harus mengandung suatu tingkat kesulitan bagi yang bersangkutan
·               Misal: ada suatu masalah, bagi orang dewasa mudah untuk memecahkannya, hampir tiadaberpikir, sedang bagi anak-anak harus dijawab dengan otak, tetapi telat,jawaban anak itu intelegen.
·               Keteranganpemecahannya harus dapat diterima oleh masyarakat
·               Misal: apa yang harus anda perbuat jika anda lapar? Kalau jawabnya : saya harusmencuri makanan. Tentu saja jawaban itu tidak intelegen.
·               Dalamberbuat intelegen seringkali menggunakan daya mengabstraksi
·               Misal: apakah persamaan antara jendela dan daun? Jawaban yang benar memerlukan dayamengabstraksi.
·               Perbuatanintelegen bercirikan kecepatan
·               Prosespemecahannya relatif cepat, sesuai dengan masalah yang dihadapi.
·               Membutuhkanpemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang mengganggu jalannyapemecahan masalah yang sedang dihadapi
·               Apayang akan saudara perbuat jika sekonyong-konyong saudara melihat orang yangtertabrak mobil dan pertolongan saudara sangat diperlukan?

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi
Adapun beberapafaktor yang mempengaruhi intelegensi individu menurut Bayley yaitu : 
·        Keturunan, studi korelasi nilai-nilaitest intelegensi diantara anak dan orangtua atau dengan kakek neneknya,menunjukkan adanya pengaruh faktor keturunan terhadap tingkat kemampuan mentalseseorang sampai kepada tingkat tertentu.
·        Latar belakang sosial ekonomi ;pendapatan keluarga, pekerjaan orang tua dan faktor-faktor sosial ekonomilainnya, berkorelasi positif dan cukup tinggi dengan taraf kecerdasan individumulai usia 3 tahun sampai remaja.
·        Lingkungan hidup : lingkungan yang baikakan menghasilkan intelegensi yang baik, sedang lingkungan yang kurang baikakan menghasilkan intelegensi yang kurang baik pula.
·        Kondisi fisik : keadaan gizi yangkurang baik, kesehatan yang buruk, perkembangan fisik yang lambat, menyebabkantingkat kemampuan mental yang rendah
·        Iklim emosi dimana individu dibesarkanmempengaruhi perkembangan mental individu yang bersangkutan.
·        Disisi lain,faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi lainnya digambarkan oleh Spearmansebagai berikut :
         a)    Faktor umum /general faktor
    b)   Faktor-faktorkhusus / spesial faktor.

Kemudian, olehBurt ditambah satu faktor lagi yang menurut pendiriannya faktor tersebutmemiliki pengaruh yang sangat besar terhadap intelegensi individu yaitu, faktorgrup / kelompok.

2.5 Model Pengukuran Intelegensi
Adapun model-model pengukuran intelegensi dapat berupa manifestasi-manifestasi berikut :
·        Mengukur intelegensi dengan menggunakanbilangan-bilangan
·        Mengukur efisiensi dalam penggunaanbahasa
·        Mengukur kecepatan dalam pengamatan
·        Mengukur pemahaman tentanghubungan-hubungan
·        Mengukur dalam hal daya ingat
·        Mengukur daya hayal
·        Secara umum model test intelegensimemiliki dua sifat, yaitu :
·        Test intelegensi yang bersifat umumdengan memakai bahan-bahan berupa kalimat, gambar dan angka yang di gabungkanmenjadi satu bentuk utuh.
·        Test intelegensi yang bersifat khusus,misalnya khusus test kalimat, khusus test gambar dan khusus test angka.

2.6  Membahas Topik Mengenai Film “3 Idiots”
Farhan Qureshi (R. Madhavan), RastogiRaju (Sharman Joshi) yang memiliki sabahat nakal bin jenius bernama Rancchoddas“Rancho” Shyamaldas Chanchad (Aamir Khan) dalam film “Three Idiots”. Bahkan,saking pintarnya, Rancho ini sering bermasalah dengan rektor kolot mereka yangbernama Virus mengenai aturan dan mekanisme pendidikan di kampus mereka. FilmBollywood yang dirilis  25 Desember 2009 oleh sutradara RajkumarHirani ini gak hanya menyajikan komedi segar yang menarik, tapi memilikibanyak pesan serta kritik membangun mengenai masalah pendidikan di India Topik yang dapat di ambil yaitu kecerdasanbukan hanya dari lingkungan sekolah akan tetapi juga dari luar contohnya denganmempunyai teman yang cerdas maka kita lambat laun akan ikut sepertinya.

Pada saat semua mahasiswa berlomba-lomba mencarinilai dengan segala cara, lulus dengan mulus serta pasrah terhadap sistempendidikan yang ribet, Raju justru berani menjadi berbeda. Ia beranimenyuarakan pola pikir serta pendapatnya yang berbeda. Terutama ketika salahseorang seniornya bunuh diri karena gagal wisuda akibat tercekal sistem dikampus. Raju bahkan seringkali dikeluarkan dari kelasnya karena berdebat dengandosen. Namun niatnya untuk kuliah murni karena ilmu bukan untuk mencari nilaisemata. Alhasil, meskipun Raju sangat bandel dan sering banget bikin masalah,tapi otaknya yang cerdas tetap membuat dia lulus dengan nilai Cum Laude. Topik yang dapat di ambil yaitu cerdasyang sebenarnya ialah cerdas yang berdasarkan ilmu murni, bukan hanya untukmendapatkan nilai semata

Dalam sebuahkesempatan, Rancho, mengkritik sistem pengajaran yang dilakukan di dalamkampusnya. Mr. Virus tidak terima dengan kritikan Rancho, dan sejak saat itu,sang rektor  sangat benci dengan Rancho.Sebuah kritik yang dilontarkan Rancho adalah bahwa universitas ICE (ImperialCollege Engineering) yang dia dan kawan-kawannya diami hanya menghasilkaninsinyur-insinyur yang hanya pintar bicara, tidak ada topik mengenai penemuanbaru tiap harinya, tidak ada penemuan baru yang dihasilkannya tiap tahun, danmetode pengajaran yang mengarahkan mahasiswanya untuk mendapatkan nilai sangatbagus, namun belum tentu bisa mengaplikasinya ilmunya tersebut. Topik yang dapat di ambil yaitu:Kecerdasan yang kita miliki bukan sekedar untuk diri kita sendiri, akantetapijuga berguna untuk orang lain.

Pelajaran Penting
Film ini adalah adaptasi dari sebuahnovel Five Point Someone, yang mengupas kelebihan dan kelemahan sistempendidikan di India dalam bentuk cerita remaja. Film bernada kritis ini,meskipun disuguhkan dalam bentuk komedi dan drama, seolah-olah seperti mengupaspraktik nyata di dunia pendidikan kita yang tak jarang memacu mahasiswa hanyauntuk sekedar dapat nilai bagus, lulus, kerja, dan kaya tanpa memperdulikanpotensi lain yang ada dalam dirinya. Konsep yang me-”rimba” ini hanya akanmenguntungkan mereka yang benar-benar kompetitif dan pintar, lalu melumathabis-habis mereka yang sebenarnya cerdas, tapi tidak ditangani dengan sistemyang baik. Di sisi lain, sistem yang hanya mementingkan kompetisi akan membuatmahasiswa tidak pernah berpikir kreatif, karena takut bahwa hasil karyanyatidak sesuai dengan yang diinginkan dosen atau institusi. Demokrasi dalamberpendidikan inilah yang barangkali mengilhami lahirnya konsep SCL (StudentCentered Learning).




BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan
Keceradasan seorang anak didik tidaklahdapat diukur dengan melihat dari satu sisi saja, melainkan ada beberapakemampuan / intelegensi yang harus di perhatikan, antara lain kemampuan anaktersebut dalam memahami, berpendapat, mengontrol dan mengkritik berbagai halyang kemudian akan menunjang perkembangan intelektualitasnya sebagai manusia.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhiperkembangan intelegensi, diantaranya yaitu keturunan, latar belakang sosialekonomi, lingkungan hidup, kondisi fisik serta Iklim emosi dimana individudibesarkan. Jadi, bukanlah hal yang mudah untuk mengukur kondisi perkembanganintelegensi dan taraf kecerdasan / intelegensi seseorang.

















DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku
Anastasi, A. Differential Pasychologi.New York: Macmillan, 1958.



















Comments

Popular posts from this blog

Pendekatan Otoriter, Intimidasi dan permisiif

Penilaian dalam bentuk Pendidikan Kewarganegaraan SD