PENDEKATAN BUKU MASAK, PENDEKATAN PERUBAHAN TINGKAH LAKU, PENDEKATAN EKLETIK DAN PENDEKATAN ANALITIK PLURALISTIK



MANAJEMEN KELAS
PENDEKATAN BUKU MASAK, PENDEKATAN PERUBAHAN TINGKAH LAKU, PENDEKATAN EKLETIK DAN PENDEKATAN ANALITIK PLURALISTIK



ANGGOTA:
1. DIAN RAHMAWATI ( A1D111236)
2. ESSY HERIAUTAMI (A1D112047)
3. RISKA YUSMA (A1D112078)
4. SUCI SUSANTI (A1D112079)
5. YULIA CITRA (A1D1186)
6. YULIA NURLITA SARI (A1D112088)

UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2012-2013

            Ada beberapa pendekatan dalam manajemen kelas yang harus kita ketahui dimana pendekatan manajemen yang dianggab mempunyai potensi dan memiliki konsep yang baik yang dapat menciptakakan dan menampung kondisi kondisi yang memberi kemudahan kepada pembelajaran yang efektif dan efisien .

1. Pendekatan buku masak

            Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentukrekomendasi berisi daftar hal yang harus dilakukan atauyang harus tidak dilakukan oleh seorang guru apabilamenghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelastanpa banyak berpikir lagi.Kelemahan dari penedekatan buku masak yaitu tidakdijabarkan atas dsar konsep yang jelas, sehingga tidakditemukan prinsip-prinsip yang memungkinkan gurumenerapkan secara umum pada masalah-masalah lain.Selain itu apabila resep tertentu gagal mencapaitujuan, guru tidak dapat memilih alternatif lain, karenapendekatan ini bersifat mekanistik.

Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentuk rekomendasi berisi daftar hal yang harus di lakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas tanpa banyak berpikir lagi. Daftar tentang apa yang harus dilakukan atau yang tidak harus dilakukan ini biasanya dapat ditemukan dalam artikel Tiga Puluh Cara untuk Memperbaiki Perialku Peserta Didik. Karena daftar ini sering merupakan resep yang cepat dan mudah, pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan “buku masak”. Berikut ini adalah contoh khas jenis pernyataan yang dapt dijumpai dalam daftar “buku masak”:

ü  Selalulah menegur siswa dengan empat mata!
ü  Jangan sekali-kali meninggiakansuara pada saat atau pada waktu memperingatkan siswa!
ü  Tegas dan bertindak adil sewaktu berurusan dengan siswa!
ü  Jangan pandang bulu dalam memberikan penghargaan!

                  Sedangkan menurut Novan Ardy W, M.Pd.I mengatakan bahwa “pendekatan buku masak dapat diartikan sebagai cara pandang guru yang berasumsi bahwa kelas dapat dikelola dengan baik melalui pembuatan dan penerapan aturan kelas.”

2. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
                    
                                  Pendekatan perubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi behaviorisme Prinsip utama yang mendasari pendekatan ini adalah perilaku merupakan hasil proses belajar dan berlaku baik bagi yang berperilaku sesuai maupun menyimpang.
Seorang peserta didik berperilaku menyimpang disebabkan oleh salah satu dari dua alasan yaitu: 1. peserta didik telah belajar barperilaku yang tidak sesuai. 2. peserta didik tidak belajar berperilaku yang sesuai.• Pendekatan pengubahan perilaku atas dasar 2 asumsi utama yaitu 1. empat proses dasar belajar 2. pengaruh kejadian-skejadian dalam lingkungan.

            menurut Novan Ardy W dalam bukunya Manajemen kelas menyebutkan bahwa ada dua hal yang mendasari cara pandang ini yaitu:

1. semua perilaku peserta didik yang positif maupun negatif merupakan hasil dari kegiatan belajar.
2. terdapat proses psikologi yang mendasar untuk menjelaskan terjadinya kegiatan belajar yang dimaksud

            proses psikologi tersebut antara lain:

1. penguatan positif (positive reinforcement)
2. hukuman atau punishement
3. pengahapusan
4. penguatan negatif (negative reintforcement)

                                 sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.
Pendekatan pengubah prilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi behaiorisme.prinsip utama yang mendasari pendektan ini adalah prilaku merupakan hasil proses belajar.

Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan ini bertolak dari sudut pandang bihavioral yang mengemukakan asumsi bahwa :
a.             Semua tingkah laku yang baik dan yang kurang baik merupakan hasil proses belajar asumsi ini mengharuskan wali / guru kelas berusaha menyusun program kelas dan suasana yang dapat merangsang terwujudnya proses belajar yang memungkinkan siswa mewujudkan tingkah laku yang menurut ukuran norma yang berlaku dilingkungan sekitarnya.

b.         Di dalam proses belajar terdapat proses psikologis yang fundamental berupa penguatan positif (positive re inforcement) hukuman penghapusan (extinction) dang penguatan negatif (negative reinforcement) asumsi ini mengharuskan seorang wali / guru melakukan usaha mengulang-ulangi program atau kegiatan yang dinilai baik (merangsang) bagi terbentuknya tingkah laku tertentu terutama dikalangan siswa.

3.pendekatan eletik

            Wilford A. Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek terbaik dari berbagai pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis, teoritis, dan / psikologis dinilai benar, yang bagi guru merupakan sumber pemilihan. Perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi disebut pendekatan eklektik.
Hal yang perlu dikuasai oleh seorang guru dalam menerapkan pendekatan eklektik yaitu:
1. Menguasai pendekatan manajemen kelas yang potensial, seperti pendekatan pengubahan perilaku, penciptaan iklim sosio – emosional, dan proses kelompok.
2. Dapat memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur yang sesuai baik dalam masalah manajemen kelas.

                  Dua syarat yang perlu dikuasai oleh guru dalam menerapkan pendekatan elektik yaitu :

a.          Menguasai pendekatan-pendekatan manajemen kelas yang potensial seperti perubahan prilaku dan proses kelompok.
b.         dapat memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur yang sesuai dengan baik dalam masalah menejemen kelas.

                    Kesimpulannya adalah bahwa kemampuan guru memilih manajemen kelas yang tepat sangat tergantung pada kemampuannya menganalisis masalah manajemen kelas yang dihadapinya.

Menurut Wilford A. Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek terbaik dari berbagai pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis, teoritis, dan / psikologis dinilai benar, yang bagi guru merupakan sumber pemilihan. Perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi disebut pendekatan eklektik.

                        Hal yang perlu dikuasai oleh seorang guru dalam menerapkan pendekatan eklektik yaitu:

1.         Menguasai pendekatan manajemen kelas yang potensial, seperti pendekatan pengubahan perilaku, penciptaan iklim sosio –  emosional, dan proses kelompok.
2.         Dapat memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur      yang sesuai baik dalam masalah manajemen kelas.(wilford A.Weber, manajemen kelas, (online)




4. Pendekatan Analitik Pluralistik
            Berbeda dengan pendekatan eklektik, pendekatan analitik pluralistik memberi kesempatan kepada guru memilih strategi manajemen kelas atau gabungan beberapa strategi dari berbagai pendekatan yang mempunyai potensi terbesar mampu menanggulangi masalah manajemen kelas dalam situasi yang telah dianalisis.
Beberapa
            4 tahap pendekatan analitik pluralistic:
1. Menentukan kondisi kelas yang diinginkanDalam hal ini, guru perlu mengetahui dengan jelas dan mendalam tentang kondisi – kondisi yang menurut penilaianya akan memungkinkan mengajar secara efektif.Keuntungan dari pendekatan ini adalah:
a. Guru tidak memandang kelas semata – mata hanya sebagai reaksi atas masalah yang timbul.
b. Guru akan memiliki seperangkat tujuan yang mengarahkan dan yang menjadi tolak ukur penilaian atas hasil upayanya.
2. Menganalisis kondisi kelas yang nyataDengan mengadakan analisis ini, akan memungkinkan guru mengetahui:
a. Kesenjangan antara kondisi sekarang dan yang diharapkan.
b. Kesenjangan yang timbul jika guru gagal mengambil tindakan pencegahan.
c. Kondisi sekarang yang perlu dipelihara dan dipertahankan karena dianggap kurang baik.
3. Memilih dan menggunakan strategi pengelolaan Guru yang efektif adalah guru yang menguasai berbagai strategi manajerial yang tergantung dalam berbagai pendekatan manajemen kelas dan mampu memilih dan menggunakan strategi yang paling sesuai dalam situasi tertentu yang dianalisis sebelumnya.
4. Menilai keefektifan pengelolaanProses penilaian ini memusatkan perhatian kepada 2 perangkat perilaku, yaitu:
a. Perilaku guru yaitu sejauh mana guru telah menggunakan perilaku manajemen yang direncanakan akan dan dilakukan.
b. Perilaku peserta didik yaitu sejauh mana peserta didik berperilaku yang sesuai, yakni apakah mereka telah melakukan apa – apa yang diharapkan untuk dilakukan.




























DAFTAR PUSTAKA

Ardi Wiyani, Novan.

Comments

Popular posts from this blog

Pendekatan Otoriter, Intimidasi dan permisiif

Penilaian dalam bentuk Pendidikan Kewarganegaraan SD